Pendidikan Penelitian Pengabdian Pelatihan
Mat Eko 1 Mat Eko 2 Stat Eko 1 Stat Eko 2 Ekonometrika 1 Ekonometrika 2
Jurnal Pemb Jurnal Moneter Jurnal Perencanaan
Diskusi Stat Eko Diskusi Ekonometrika Diskusi Blog
Mat Eko 1 Mat Eko 2 Stat Eko 1 Stat Eko 2 Ekonometrika 1 Ekonometrika 2
Slmt Datang Di Blog Page Rank Di Blog Contoh Menu 2 Contoh Menu 3 Contoh Menu 4 Contoh Menu 5

Rabu, 19 Maret 2014

Perilaku Konsumen dan Produsen

A.  Manfaat Dan Nilai Suatu Barang
1.  Manfaat Dan Nilai Suatu Barang
Barang dan jasa diperlukan manusia karena mengandung nilai-nilai tertentu yang dapat
dimanfaatkan bagi kebutuhan hidupnya. Nilai-nilai tersebut disebut nilai guna. Nilai guna
bersifat subyektif karena nilai guna suatu barang/ jasa bagi setiap manusia berbeda.
2.  Kegunaan Benda
Suatu barang/ benda mempunyai nilai guna karena dapat digunakan sebagai alat pemuas
kebutuhan, sehingga nilai kegunaannya dapat direkayasa. Kegunaan benda dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a.  Utility of form
Suatu benda akan bertambah kegunaannya apabila bentuk benda tersebut diubah dari
bentuk asalnya. Contoh: sebidang kayu akan lebih berguna bila dibuat kursi dan meja.
b.  Utility of place
Suatu benda akan bertambah kegunaannya apabila diindahkan dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Contoh: surplus hasil panen di suatu daerah mungkin akan
terbengkalai karena tidak laku dijual di daerah tersebut dan bahkan menjadi busuk.
Namun apabila hasil panen itu dipindahkan ke tempat lain, suatu daerah yang
kekurangan, maka nilai kegunaannya aka bertambah.
c.  Utility of time
Suatu benda akan bertambah kegunaannya bila dikaitkan dengan waktu penggunan
benda tersebut. Contoh: jas hujan akan berguna pada musim hujan.
d.  Utility of possessio/ ownership

Suatu benda akan meningkat kegunaannya bila terjadi perpindahan kepemilikan/
dimiliki orang yang tepat. Contoh: kamar hotel akan berguna bila disewa orang.
3.  Nilai Obyektif dan Nilai Subyektif
a.  Nilai obyektif
Yaitu nilai yang didasarkan pada barang atau jasanya. Suatu barang mempunyai
nilai obyektif karena dapat memuaskan banyak orang. Contoh: beras, tepung,
pakaian.
b.  Nilai subyektif
Yaitu nilai yang didasarkan pada sudut pandang/ kepentingan orang yang
membutuhkannya.
c.  Nilai Pemakaian dan Penukaran
1)  Nilai Pemakaian (value in use)
Yaitu nilai barang/ jasa yang digunakan orang-orang untuk memuaskan
kebutuhan hidupnya
2)  Nilai penukaran
Yaitu penghargaan terhadap barang/ jasa karena dapat ditukarkan dengan
barang/ jasa lain.
Suatu barang/ jasa baru akan mendapatkan penghargaan, bila:
-Manusia memerlukan barang/ jasa tersebut
-Barang/ jasa diperkirakan dapat dipergunakan untuk memuaskan kebutuhan manusia
-Persediaan barang/ jasa tersebut jumlahnya terbatas.
B.  Perilaku Konsumen
1.  Konsumsi
Adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi/ menghabiskan faedah suatu benda
dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
a.  Ciri-ciri dan pembagian benda konsumsi
1)  Ciri-ciri benda konsumsi, yaitu:
a)  Benda yang dikonsumsi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup
b)  Manfaat, nilai, ataupun volume benda-benda yang digunakan tersebut akan
habis sekaligus/ berangsur-angsur.
2)  Benda konsumsi dapat dibedakan menjadi:
a)  Benda yang habis dalam sekali pemakaia. Contoh: makanan, minuman,
dan obat-obatan.
b)  Benda yang pemakaiannya berulang-ulang atau pemakaiannya dalam
waktu relatif lama. Contoh: baju, tas, dan sepatu.
b.  Tujuan kegiatan konsumsi
Adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup secara langsung.
c.  Pola konsumsi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi faktor pola konsumsiseorang konsumen,
antara lain:
1)  Penghasilan
2)  Pendidikan
3)  Tempat tinggal dan iklim
4)  Agama/ kepercayaan
5)  Umur
6)  Kebangsaan
7)  Pekerjaan
2.  Konsumen
Adalah pihak yang membutuhkan barang/ jasa sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
a.  Penggolongan konsumen
Berdasarkan kenyataan yang ada di pasar, kita dapat membagi konsumen menjadi
3, yaitu:
1)  Konsumen akhir
Yaitu pembeli di pasar umum (cosumer market) di pasar tradisional maupun
modern. Terdiri dari keluarga rumah tangga konsumsi.
2)  Konsumen industri
Yaitu pembeli di pasar industri (industrial market), yakni pasar khusus barang-barang untuk keperluan industri, seperti bahan baku produksi, perlengkapan
produksi, dan peralatan industri. Terdiri orang-orang dari rumah tangga
perusahaan/ produksi.
3)  Konsumen antara penjual/ pedagang.
Yaitu para pembeli di pasar ulang (reseller market), yakni pasar pedagang
perantara/ pasar penjual ulang. Terdiri orang-orang dan wakil perusahaan yang
disebut sebagai perantara dalam penjualan, perdagangan, makelar, distributor,
dll.
b.  Watak konsumen
Menurut Koler (1984) para konsumen terpengaruh oleh:
1)  Sifat-sifat budaya
2)  Kebudayaan (culture) adalah sumber paling dasar dari keinginan dan tingkah
laku seseorang.
3)  Sosial
4)  Pribadi
Faktor yang mempengaruhi seorang konsumen:
a)  Usia dan tahapan siklus hidup
b)  Pekerjaan
c)  Keadaan ekonomi/ penghasilan
d)  Gaya hidup dan selera
e)  Kepribadian dan konsep diri
5)  Psikologis
Faktor utama yang mempengaruhi pembeli:
a)  Motivasi
b)  Persepsi
c)  Belajar
d)  Kepercayaan
3.  Teori Perilaku Konsumen
Adalah upaya orang-orang untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhannya, baik barang
atau jasa, melalui upaya pemenuhan sendiri maupun dengan menggunakan daya beli
yang dimiliki.
a.  Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marjinal
1)  Nilai guna total ( total utility)
Yaitu tingkat kepuasan yang dinikmati konsumen saat/ setelah mengkonsumsi
sejumlah barang/ jasa tertentu secara keseluruhan. Contoh: suatu
kecenderungan pembelian durian di tiap kios buah dan supermarket, pada
Minggu I jumlah durian yang terjual oleh pemasok adalah 15 ton dan Minggu
II 20 ton, berarti nilai guna total durian sebesar 5. Hal ini menunjukkan
meningkatnya kepuasn total konsumen terhadap durian.

2)  Nilai guna marjinal ( marginal utility)
Yaitu perubahan kepuasan yang dinikmati dari setiap barang/ jasa yang
dikonsumsi. Contoh: suatu potong kue I mempunyai nilai guna total 20,
kemudian satu potong II menghasilkan nilai guna total 35, sehingga nilai guna
marjinalnya adalah 15.
b.  Nilai Guna dan Kepuasan
Teori kardinal dan masalah kepuasan
Disebut sebagai teori nilai guna dengan mengkuantifikasikan ( menghitung
tingkat) kepuasan.
1)  Kepuasan yang semakin menurun (Hukum Gossen I)
Contoh: dalam kehidupan sehari-hari adalah bila seseorang mengkonsumsi air
minum. Bagi oarang yang sedang haus, air dalam gelas I mempunyai nilai
yang sangat tinggi karena mampu melepaskan kehausannya. Kemudian air
gelas II masih mempunyai nilai tinggi karena akan memenui kepuasannya.
Namun kepuasan dari air dalam gelas berikutnya sudah berkurang. Apalagi
kalau ditambah dengan air gelas berikutnya, sudah dianggap tidak memuaskan
lagi.





Bunyi Hukum Gossen I: Hukum Nilai guna marginal yang semakin menurun
“Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara
terus menerus, maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun
semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhirnya
mencapai batas jenuh”
2)  Dampak penurunan ilai guna total terhadap nilai marjinal
Hukum Gossen I memperlihatkan turunnya kepuasan setelah melampaui
tngkat kepuasan maksimal. Dampak dari penurunan nili guna total ini
berbanding lurus dengan nilai marjinal. Sehingga apabila nilai guna total turun
maka nilai guna marjinal juga turun”.
3)  Keseimbangan nilai guna (Hukum Gossen II)
Contoh: jika seseorang merasakan lapar dan haus maka ia butuh makanan dan
minuman untuk memenuhi kebutuhannya. Ia kemudian membeli makanan dan
minuman sampai ke batas kekenyangannya. Seandainya uangnya sisa ikan dia
gunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Bunyi Hukum Gossen II:
“pada dasarnya, orang berusaha supaya kebutuhannya yang berbagai
jenis itu dipenuhi secara harmonis. Dengan kata lain setiap orang akan
berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya sedemikian rupa, hingga
dicapai suatu keseimbangan”.
Dengan kata lain :
“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis
barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen
tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio

marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang
dikonsumsinya.”



C.  Perilaku Produsen
1.  Produksi
Adalah kegiatn menambah faedah suatu benda/ menciptakan benda baru sehingga lebih
bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
a.  Tujuan kegiatan produksi
Adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.
Kemakmuran tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi.
b.  Faktor-faktor produksi
Yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Antara lain:
1)  Alam
Ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta yang dapat digunakan dalam
proses produksi.
2)  Tenaga kerja
Merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung
menjalankan kegiatan produksi.
3)  Modal
Sebagai penunjang dalam mempercepat/ menambah kemampuan dalam
memproduksi.
4)  Keahlian
Merupakan faktor yan sangat penting dalam menentukan maksimal/ tidak hasil
suatu proses produksi.
c.  Macam-macam sifat produksi yang dapat dipilih produsen:
1)  Produksi satuan
2)  Produksi masa
3)  Produksi seri
4)  Produksi pesanan

2.  Produsen
Adalah para individu/ badan yang mempunyai kegiatan membuat barang/jasa untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, mendistribusikannya, serta menjualnya kepada
konsumen.
3.  Teori Perilaku Produsen
Erat kaitannya dengan:
-Menjadi kreator dan desainer dalam penciptaan barang/ jasa.
-Memilih, mengkombinasikan faktor-faktor produksi dan teknologi, serta
mendyagunakan secara efisien.
-Memilih tempat dan menata letak mesin untuk proses produksi.
-Melaksanakan proses produksi untuk meningkatkan daya guna barang/ jasa dan
memperbanyak persediaan barang/jasa untuk kepentinga masyarakat.
-Mendistribusikan dan menjual barang/ jasa kepada konsumen.
a.  Klasifikasi faktor produksi
1)  Faktor produksi tetap
Yaitu faktor produksi yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam waktu tertentu.
Contoh: gedung dan mesin.
2)  Faktor produksi variabel
Yaitu faktor produksi yang dapat diubah dengan cepat dalam jangka pendek.
Contoh: tenaga kerja dan bahan baku.
Keputusan yang diambil produsen berkaitan dengan penggunaan faktor produksi
dapat dibedakan atas dua jangka waktu, yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
b.  Perluasan produksi
Dapat dilakukan dengan jalan menambah faktor produksi (ekstensifikasi) atau
meningkatkan produktivitasnya (intensifikasi). Peningkatan produksi dapat dilakukan
dengan sarana yang ada dengan memperhatikan:
1)  Keterbatasan faktor produksi
2)  Besar kecilnya pengaruh penambahan input terhadap output.
Dalam meningkatkan produksi pertanian, perlu diteliti kombinasi penambahab
input yang diperkirakan akan memberikan output paling besar (paling maksimal)
3)  Produk total, produk marjinal, produk rata-rata
Jumlah output yang dihasilkan selama periode waktu tertentu disebut sebagai
produk total (total product -TP). Sedangkan pertambahan output yang dihasilkan
dari pertambahan satu unit faktor produksi variabel (misal: tenaga kerja)
dinamakan produk marjinal (marginal product-MP). Jika produk total dibagi dengan
jumlah faktor produksi variabel yang digunakan untuk memproduksi, maka akan
dihasilakn produk rata-rata (average product-AP). Bentuk matematisnya dapat
ditulis:



4)  Hukum produk marjinal yang semakin menurun
Mula-mula penambahan jumlah pekerja tentu akan meningkatkan hasil
produksi. Namun jika pekerja terus ditambah, tempat/ lahan produksi menjadi
terlalu sesak oleh pekerja dan hasil kerja mereka tidak lagi maksimal.



5)  Hubungan antara produk total, produk marjinal, dan produk rata-rata
Di titik A produk marjinal mencapai nilai maksimal, sedangkan kurva produk
total berubah bentuknya dari cenbung menjadi cekung terhadap titik nol
(origin).

Di titik B produk rata-rata mencapai nilai maksimal. Kurva produk marjinal
memotong produksi total bersinggungan dengan garis lurus dari titik origin
dengan slope terbesar.
Di titik C, ketika produk total mencapai angka maksimal, besarnya MP adalah
nol.

Materi lain yang berhubungan:
Teori Konsumen dan Produsen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya Mengharapkan Saran & Kritik Yang Bersifat Konstruktif Untuk Perbaikan Blogger Ali TtphS.

Ronaldo

Ronaldo Luis Nazario de Lima